Senin, 01 Oktober 2012

99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Sabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan usil dengan kekayaan orang;
09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;
10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan hancur karena kezaliman;
14. Jangan goyah karena fitnah;
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
17. Jangan sakiti ayah dan ibu;
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;
24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;
25. Biasakan shalat malam;
26. Perbanyak dzikir dan do’a kepada Allah;
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;
33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
36. Jangan percaya ramalan manusia;
37. Jangan terlampau takut miskin;
38. Hormatilah setiap orang;
39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
41. Berlakulah adil dalam segala urusan;
42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
45. Perbanyak silaturrahim;
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
47. Bicaralah secukupnya;
48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
54. Hormatilah kepada guru dan ulama;
55. Sering-sering bershalawat kepada nabi;
56. Cintai keluarga Nabi saw;
57. Jangan terlalu banyak hutang;
58. Jangan terlampau mudah berjanji;
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna;
61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;
67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.
70. Jangan melukai hati orang lain;
71. Jangan membiasakan berkata dusta;
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan membuka aib orang lain;
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;
81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;
82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
85. Hargai prestasi dan pemberian orang;
86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita menjadi terganggu;
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;
97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan merusakan;
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang
“Sebarkanlah walau satu ayat pun” (Sabda Rasulullah SAW) “Nescaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Surah Al-Ahzab:71)

Mari Menyantuni Fakir, Miskin, dan Yatim

Islam mengajarkan nilai-nilai yang menghantarkan manusia kepada bahagia (sya’adah) dunia akhirat. Tidak ada sesuatu yang baik untuk kehidupan manusia, kecuali Islam menyuruhnya. Dan tidak ada sesuatu yang akan menimbulkan keburukan kecuali Islam mencegahnya.
Salah satu cara yang diajarkan Islam untuk meraih kebahagiaan adalah peduli terhadap anak yatim dan miskin. Alloh SWT menyindir sekelompok manusia yang  tidak peduli anak yatim dan miskin dengan sebutan mendustakan agama.  Nabi Muhammad saw bahkan bersabda, “Saya dan orang yang peduli anak yatim, bagaikan dua jari di surga”.
Ada dua keuntungan yang diraih orang yang peduli anak yatim berdasarkan sabda nabi di atas, yakni kedudukan yang  dekat dengan rosul di akhirat kelak dan kabar gembira masuk surga.
Ada banyak cara untuk menyantuni anak Yatim dan miskin, salah satunya dengan memperhatikan lingkungan terdekat. Adakah keluarga dekat, atau orang lain di lingkungan kita yang hidup yatim atau miskin dan memerlukan bantuan. Jika ada, berikanlah sebagian dari harta dan kasih sayang kita kepada mereka. Kepedulian yang kita berikan bukan hanya menguntungkan buat diri mereka, namun juga akan menghantarkan kita ke dalam bahagia yang hakiki(surga).
Sebagai Muslim, tentunya kita pernah meringankan beban anak yatim dan miskin, misalnya dengan memberikan infaq dan shodaqoh dalam waktu sesaat (temporary). Usaha ini cukup baik, namun untuk hasil yang lebih baik alangkah baiknya kepedulian yang kita tebarkan bukan hanya sesaat, namun juga berkelanjutan. Sehingga, orang yang kita kasihani memiliki barometer yang kokoh dalam memahami islam, bisa hidup lebih baik dan mandiri di kemudian hari.
Rosululoh lebih lanjut bersabda, “Bukankah kalian mendapat bantuan rizki Alloh, dengan sebab adanya orang yang lemah diantara kalian”.
Semoga, kita diberi kekuatan untuk memberikan perhatian kepada anak yatim dan orang miskin di sekitar kita. Dan Alloh memberikan pertolongan-Nya dengan sebab perhatian kita amin............


By : Solehudin

Meneladani Spirit Kebaikan Ali bin Abi Tholib

Diantara sekian banyak sahabat yang patut kita jadikan tauladan adalah Ali bin Abi Thalib R.A (disingkat Ali). Beliau memiliki tempat yang ‘istimewa’ di sisi rosul Muhammad SAW, selain karena kedekatan hidup, juga karena keterikatan keluarga. Ali adalah anak dari paman nabi yakni Abi Thalib. Nabi sendiri pernah diasuh cukup lama oleh Abi Tholib setelah ditinggalkan orang tua dan kakeknya.
Antara nabi Muhammad dan Ali terdapat rentang perbedaan usia sekitar 30tahun. Jadi saat nabi berusia 30 tahun, Ali baru dilahirkan. Karena nabi pernah diasuh oleh ayahnya Ali, maka tidak bisa dipungkiri Ali kemudian dididik dan dibesarkan oleh baginda nabi. Kedekatan ini, menyebabkan Ali mendapatkan informasi dan ilmu dari hari ke hari dari nabi secara langsung. Sehingga Ali menjadi seorang yang cerdas dan banyak menyampaikan hadits. Para ulama mengatakan kalau nabi diibaratkan sebagai kota ilmu (Madinatul Ilmu), maka Ali adalah pintu gerbangnya (Baabul Ilmu).
Dalam perjuangan dakwah islam, posisi Ali sangatlah luar biasa. Salah satunya adalah sikap heroik dan ‘mengandung resiko’ saat berusia 23 tahun. Ali bersedia tidur di tempat tidur rosul, menggantikan rosul sekaligus mengelabui rencana kaum kafir Quraisy yang akan membunuh rosul. Ali tidur di kamar rosul, sementara rosul pergi berhijrah dari Mekah ke Madinah.
Ali juga dipandang sebagai orang yang berani dan cakap dalam setiap peperangan, baik perang badar, uhud, khandaq, dan lain-lain. Bahkan, seorang sejarawan menulis keistimewaan Ali sampai 18 item baik dari sisi keilmuan, kecerdasaan dan kepeduliaan terhadap orang lain yang sedang ditimpa kesusahan. Kedekatan Ali dengan nabi pun, menjadikan Ali sebagai menantu rosul, Ali dinikahkan dengan Siti Fatimah, salah seorang putri nabi dari Siti Khadijah.
Jual Beli Unta
Ada satu kisah yang cukup menarik yang menggambarkan kualitas keikhlasan dan katulusan seorang Ali bin Abi Tholib. Pada suatu hari, saat pulang ke rumah, Ali menemui istrinya Fatimah dan berkata, “Adakah makanan untuk hari ini?” Istrinya menjawab, “Kita tidak memiliki makanan, yang ada hanyalah uang 6 dirham untuk persediaan makan Hasan dan Husain”.
Ali lantas berkata “Berikanlah uang itu kepada saya dan biarkan saya yang membelikan makanannya”.
Setelah percakapan ini, Ali lantas pamit keluar rumah untuk membeli makanan. Di tengah jalan, Ali bertemu dengan seseorang dan menegurnya, “Wahai Ali, adakah orang yang mau meminjamkan uang kepada saya karena Alloh?”. Ali langsung menjawab “Ada, dan akulah orangnya”. Maka, dikasihlah uang 6 dirham oleh Ali kepada orang itu.
Karena semua uang telah diberikan kepada orang itu, maka Alipun tidak jadi berbelanja, dan ia pulang kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ditanya sama sang istri, “Wahai Ali, manakah makanan yang engkau beli?”. Ali menjawab, “Aku tidak jadi membeli makanan, karena semua uang telah aku berikan kepada seseorang yang lebih membutuhkan”. Mendengar jawaban ini, Fatimah menyambut gembira dan senang karena telah memberikan harta kepada yang membutuhkan walaupun harta itu sangat dibutuhkannya buat kepentingan keluarga. Setelah kejadian ini, Ali meminta izin istrinya menemui rosul untuk ‘berkonsultasi’ dan menceritakan kejadian yang baru dialaminya. Maka, pergilah Ali untuk menemui rosul.
Di tengah perjalanan, Ali bertemu seseorang yang membawa seekor unta. Berkata orang itu, “Wahai ali, hendak ke mana engkau?”, Ali menjawab “Aku hendak berkunjung ke rumah rosul”. “Belilah untaku 100 dirham, karena aku tidak punya uang?, tawar orang itu. Ali menjawab,”Aku tidak punya uang sama sekali”. Orang itu menawarkan kembali, “Tidak apa-apa, juallah unta ini selakunya, engkau bisa bayar belakangan setelah laku”.
Ali pun sepakat atas tawaran itu, lantas kembali lagi ke rumah untuk mengikatkan unta sebelum pergi lagi menemui rosul. Dalam perjalanan pulang ke rumah, Ali menemui seseorang dan menegurnya, “Wahai Ali? Mau diapakan unta itu?, “Aku mau menjualnya”, jawab Ali.  Orang itu berkata lagi, “Untanya sungguh sangat bagus, saya berminat membelinya seharga 300 dirham”. Singkat cerita, terjadilah transaksi jual beli unta antara Ali dan orang itu, lalu Ali pulang ke rumah membawa uang 300 dirham.
Setibanya di rumah, sang istri bertanya, “Ada apa denganmu wahai Ali, kelihatnya engkau sangat gembira sekali?” Ali pun menceritakan kejadian yang baru dialaminya itu dan menunjukkan keuntungan 200 dirham dari transaksi jual beli unta itu. Maka, dititipkanlah uang 200 dirham kepada istrinya dan Ali membawa 100 dirham untuk kembali pergi membayar utang sekaligus menemui rosululloh.
Berangkatlah Ali ke rumah rosul untuk menemui dan menceritakan semua kejadian yang baru dialaminya. Setibanya di rumah rosul dan bertemu dengannya rosul berkata,” Wahai Ali, engkau datang kemari, tentu ada sesuatu yang perlu disampaikan. Siapakah yang mau duluan menyampaikan, aku atau engkau?. Mendapat pertanyaan itu, Ali lantas menjawab, “Silahkan wahai rosul, engkau dulu yang menyampaikan sesuatu”.
Melalui wahyu yang diterimanya, Rosul berkata “Wahai Ali, tahukah engkau, siapakah orang yang menjual dan membeli unta itu?. Ali menjawab, ‘Tidak”. Rosul berkata lebih lanjut, “Orang yang menjual untu itu adalah malaikat Jibril, sedangkan yang membelinya adalah malaikat Mikail”. Dengan penasaran Ali bertanya kembali, “Lantas  kepada siapakah saya harus membayar utang 100 dirham?” Nabi menjawab,” Itu semua rizkimu, karena keikhlasanmu mengeluarkan shodaqoh”.
Begitulah salah satu tauladan yang ditunjukkan seorang sahabat Ali bin Abi Tholib. Dengan keikhlasan yang luar biasa, ia bershodaqoh dalam suasana sulit namun akhirnya mendapatkan ganti yang luar biasa.  Dari 6 dirham menjadi 300 dirham.
Selain kisah di atas, banyak juga kisah yang mencerminkan spirit kebaikannya. Ali juga banyak membuat syair, menulis dan berceramah memberikan nasehat. Salah satu nasehatnya adalah sebagai berikut:
Terdapat lima hal yang ambillah 5 hal itu dariku :
  1. Janganlah engkau mengharapkan sesuatu dari seseorang kecuali hanya mengharapkan dari Alloh
  2. Janganlah engkau takut terhadap apapun, kecuali engkau takut atas dosa dan Alloh
  3. Jangan segan-segan engkau mempelajari hal yang belum engkau ketahui
  4. Janganlah malu mengatakan tidak tahu, saat ditanya sesuatu yang tidak engkau ketahui
  5. Hendaklah bersabar atas dasar iman. Dan jadikan iman seperti kepala dalam tubuhmu
Ali meninggal di usia 63 tahun di hari Jumat di bulan Romadhan. Ali termasuk dalam daftar orang yang pertama masuk surga. Rosul berkata “Ali itu sangat mencintai Alloh dan Rosulnya, dan Alloh dan Rosulnya sangat mencintainya”.



By : Solehudin



ASSALAMMU'ALAKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Selamat Datang Di Blog Rohis SMK Satria
Ini Adalah Blog yang Baru saja kami buat supaya anak-anak rohis yang serink maen warnet jangan maen game terus,kami buad blog ini supaya mereka selalu memberi masukan seputar informasi tentang agama

Subscribe via email

Followers