Minggu, 21 Oktober 2012

Wasiat Abu Bakar Menjelang tutup Usia

     Pada akhir perjalanan hidupnya, Abu Bakar bertanya kepada petugas Baitul Mal tentang brapa jumlah yang ia ambil sebagai uang tunjangan. Petugas itu memeberitahu bahwa ia telah mengambil sebanyak 600 dirham selama dua setengan tahun kekhalifahan. Abu Bakar kemudian memeberitahukan agar tanah miliknya dijual dan seluruh hasilnya diberikan kepada Baitul Mal.
     Pesan sebelum wafat itu dilaksanakan. Ia juga berpesan agar seekor unta dan sepotong baju miliknya diberkan kepada khalifah baru setelah ia meninggal dunia. Ketika barang-barang itu dibawa kepada yang berhak, Umar yang baru saja menerima jabatan sebagai khalifah berkata sambil berlinang air mata, "Abu Bakar, engkau telah membuat tugas penggantimu menjadi sangat sulit.
                                                                              Sumber: Kisah-Kisah Teladan

By : Solehudin

Adab Bertemu Rasulullah saw

     Qais bin Sa'ad bin Ubadah meriwayatkan: Rasulullah saw. pernah berkunjung ke rumah kami, lalu beliau mengucapkan salam. Sa'ad menjawab salah beliau dengan suara rendah. Qais berkata kepada ayahnya, "Apakah Ayah tidak mengijinkan Rasulullah masuk?" Sa'ad menjawab, "Biarkan Rasulullah memeperbanyak salamnya untuk kita."
     Rasulullah saw. mengucapkan salam untuk kedua kalinya, dan kembali sa'ad menjawab salam dengan suara rendah. Kemudian, Rasulullah saw. mengucapkan salam yang ketiga kalinya, dan langsung pulang.
     Sa'ad menyusul beliau seraya berkata, "Wahai Rasulullah, sungguh aku mendengar salam darimu, dan aku sengaja menjawabnya dengan suara rendah agar engkau memeperbanyak salam mu untuk kamu." Rasulullah saw. pun kembali menujunrumah sa'ad.
                                                                                                                     Sumber: Kisah-Kisah Islami


By : Solehudin

Kisah roh dan Malaikat Maut

     Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa apabila Allah swt. menghendaki seorang mukmin dicabut nyawanya, akan datanglah malaikat maut ( 'Izrail). Ketika malaikat maut hendak mencabut roh orang mukmin itu dari arah mulut, keluarlah perkataan dari mulut orang mukmin itu, "Tidak ada jalan bagimu mencabut roh orang ini melalui jalan ini, karena orang mukmin ini senantiasa menjadikan lidahnya berzikir kepada Allah swt."
     Setelah malaikat maut mendengar penjelasan itu, dia kembalikepada Allah swt. dan mejelaskan apa yang diucapkan oleh mulut orang mukmin itu. lalu Allah swt. berfirman,"Wahai malaikat maut, cabutlah rohnya dari arah lain."
     Kemudian malaikat maut pun mencoba mencaut roh orang mukmin itu dari arah tangan.Namun, tangan orang mukmin itu berkata, "Tidak ada jalan bagimu untuk mencabut roh orang mukmin ini melalui jalan ini karena tangan ini telah mengeluarkan sedekah, mengusap kepala anak-anak yatim, dan menulis ilmu pengetahuan.
     Merasa gagal untuk mencabut roh orang mukmin itu dari arah tangan, malaikat maut mencoba dari arah kaki. Namun kaki berkata, "Tidak ada jalan bagimu mencabut roh orang mukmin ini melalui jalan ini karena kaki ini senantiasa berjalan untuk megnerjakan salat berjamaah dan menghadiri majelis-majelis taklim."
     Usaha malaikat maut berlanjut untuk mencabut roh melalui telinga, namun kembali gagal karena telinga berkata, "Tidak ada jalan bagimu mencabut roh orang mukmin ini melalui jalur ini karena telinga ini senantiasa mendengar bacaan Al-Qur'an dan zikir."
     Pada akhirnya malaikat maut mencoba untuk mencabut roh orang mukmin iitu dari arah mata. Belum sempat menghampiri mata, mata pun berkata, "Tidak ada jalan bagimu mencabut roh orang mukmin ini melalui jalan ini karena mata ini senantiasa melihat beberapa mushaf dan kitab-kitab."
     Malaikat maut kembali kepada Allah swt. dan memberitahukan masalah yang dihadapinya.
Allah swt. berfirman, " Wahai malaikat-Ku, tulislah nama-Ku di telapak tanganmu dan tunjukanlah kepada roh orang yang beriman itu."
     Setelah mendengar perintah Allah swt., malaikat maut pun pergi menghampiri roh orang itu dan menunjukkan nama Allah swt. Pada saat roh melihat nama Allah swt., terbitlah rasa cinta kepada Allah swt. Dengan tenang dan damai, keluarlah roh dari arah mulut orang mukmin tersebut.
                                                                     Sumber: Kisah-Kisah Islami

By : Solehudin

Pidato Pertama dalam Islam

  
 Pada awalnya, orang sembunyi-sembunyi untuk masuk islam. apabila orang masuk islam secara terbuka, hampir pasti hanya akan mengundang kemarahan dari orang-orang kafir.
     Pada saat jumlah kaum muslimin mencapai tiga puluh sembilan orang, Abu Bakar meminta izin kepada Nabi untuk Berdakwah secara terbuka. Pada awalnya, Nabi tidak mengizinkan, namun akhirnya beliau tidak lagi sanggup menolak antusiasme Abu Bakar.
     Dengan diikuti oleh beberapa orang sahabat, Abu Bakar dan Nabi pergi menuju Kakbah, Hamzah (Paman Nabi) memeluk islam dan tiga hari berselang, Umar menyusul.
     Khotbah tersebut disambut dengan penyiksaan terhadap kaum muslim oleh kaum kafir.
Walaupun Abu Bakar adalah orang yang memepunyai kedudukan tinggi di Mekah dan ia termasuk dalam suku yang disegani, ia tidak luput dari penyiksaan. Seluruh tubuhnya berlumuran darah hingga nyaris tidak bisa dikenali lagi. Ia benar-benar tak sadarkan diri.
                                                                                  Sumber: Hikayat-i sahabah



By : Solehudin

Akhlak Rasulullah saw.

    Suatu hari, Rasulullah saw. sedang melaksanakan ibadah solat sunah di rumah. Tiba-tiba datang cucunya, Hasan bin Ali, yang masih kecil. ia langsung masuk dan menaiki punggung Rasulullah saw. yang sedang sujud. Alih-alih membatalkan solatnya, Rasulullah justru memeperlama sujudnya hingga Hasan turun sendiri dari punggungnya. Setelah Hasan turun barulah Rasullulah menyelesaikan solatnya. Setelah selesai solat Rasulullah saw. mencium cucunya dengan penuh kasih sayang.

                                                                                      Sumber: Kisah-kisah Buku Umar Baraja

By : Solehudin

99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Sabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan usil dengan kekayaan orang;
09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;
10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan hancur karena kezaliman;
14. Jangan goyah karena fitnah;
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
17. Jangan sakiti ayah dan ibu;
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;
24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;
25. Biasakan shalat malam;
26. Perbanyak dzikir dan do’a kepada Allah;
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;
33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
36. Jangan percaya ramalan manusia;
37. Jangan terlampau takut miskin;
38. Hormatilah setiap orang;
39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
41. Berlakulah adil dalam segala urusan;
42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
45. Perbanyak silaturrahim;
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
47. Bicaralah secukupnya;
48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
54. Hormatilah kepada guru dan ulama;
55. Sering-sering bershalawat kepada nabi;
56. Cintai keluarga Nabi saw;
57. Jangan terlalu banyak hutang;
58. Jangan terlampau mudah berjanji;
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna;
61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;
67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.
70. Jangan melukai hati orang lain;
71. Jangan membiasakan berkata dusta;
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan membuka aib orang lain;
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;
81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;
82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
85. Hargai prestasi dan pemberian orang;
86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita menjadi terganggu;
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;
97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan merusakan;
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang
“Sebarkanlah walau satu ayat pun” (Sabda Rasulullah SAW) “Nescaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Surah Al-Ahzab:71)

By : Solehudin

Umar Bertindak sebagai Hakim

    Khalifah Umar bin Khattab telah memutuskan bahwa para pelanggar moral yang harus ditangani secara serius, yaitu dihukum tanpa pandang bulu. Pada suatu hari ada yang mengadu ke Khalifah Umar bahwa putranya, Abu Syahmah, meminum minuman keras. Orang- orang yang prnah mendapatkan hukuman berat dari Khalifah Umar berkomentar," Kali ini kita akan melihat bagaimana Umar menangani kasus anaknya sendiri."
   Namun, dugaan mereka bahwa Khalifah Umar akan membela anaknya meleset sama sekali. Khalifah langsung turun tangan menangani kasus anaknya. Ia berkata, "Orang lain mungkin merasa belas kasihan kepada anakku, namun aku harus menanganinya sendiri."
  Keterlibatan Abu Syahmah dalam minuman keras ternyata terbukti di pengadilan .Menurut hukum yang berlaku, terdakwa harus didera cambuk sebanyak delapan puluh kaki.Untuk melaksanakan hukuman ini, Khalifah tidak mau bergantung kepada orang lain untuk menghindari perasaan iba. Ia akhirnya memutuskan untuk mengeksekusi anaknya sendiri dengan delapan puluh cambukan.
  Khalifah mendera anaknya hingga meninggal. Namun, Umar bersyukur kepada Allah swt.
karena telah memeberi kekeuatan untuk menegakan kebenaran dalam situasi yang sulit.
                                                                                                   Sumber: Hadits Tanqihul Qal

By : Solehudin

Hadiah Termahal

Suatu malam,ditemani salah seorang sahabat,khalifah umar melakukan inspeksi.Keduanya berjalan menyusuri jalan di Madinahuntuk melihat secara langsung keadaan penduuk.Saat melewati sebuah gubuk,Khalifah mendengar suara percakapan dari dalam gubuk tersebut.
       "Mengapa Anda tidak mencampur susu yang Anda jual itu dengan air? Kamu tahu, kita ini terlalu miskin dan kesulitan mencari uang." Tampaknya, itu suara wanita tua yang sedang bercakap-cakap dengan anak perrempuannya.
      "Tetapi,apakah ibu lupa pesan dari Khalifah? Beliau tidak ingin seorang pun menjual susu yang dicampur air," jawab si anak.
      " Tetapi Khalifah Umar maupun pegawainya tidak melihat apa yang kita lakukan."
      " Ada atau tidak ada khalifah, perintah beliau adalah perintah yang harus ditaati oleh setiap muslim. Di samping itu, ibu bisa saja lepas dari pengawasan Khalifah tetapi ibu tidak bisa lari dari pengawasan Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu."
      Dengan perlahan , Khalifah Umar meneruskan langkah kakinya. Ia bretanya kepada sahabatnya, "Hadiah apa yang bisa aku tawarkan kepada gadis itu atas kejujurannya?"
      "Dia berhak mendapatkan hadiah yang besar, misalnya seribu dirham," jawab sahabatnya.
      "Tidak, itu tidak akan cukup, jumlah berapa pun terlalu kecil untuk integritasnya. Aku akan menawarinya hadiah terbesar dalam pemberianku. Aku akan menjadikan dia miliku.
       Sahabat Khalifah bertanya-tanya apa yang dimaksud tuannya itu. Keesokan harinya,Khalifah mengutus seseorang untuk memanggil gadis itu. Gadis itu datang dengan tubuh gemetar di hadapan seorang penguasa agung islam itu.Khalifah memanggil putra-putranya menghadap dan menceritakan apa yang ia dengar dari gadis itu sebelumnya.Kemudian ia berkata "Sekarang, anak-anakku, aku ignin salah seorang di antara kalian menikah dengan gadis ini.Aku tidak tahu mempelai wanita mana yang lebih baik darinya."
      Salah seorang putra Khalifah memenuhi ususlan ayahnya. Gadis itu juga menyatakan kesediaannya. Akhirnya gadis itu menjadi putri menantu khalifah Umar.

                                                                                Sumber: Short Stories forum Islamic History



By : Solehudin

Subscribe via email

Followers